29 November 2010

Tak ingin lagi mencinta jika itu bukan karena-Mu,,, (Izinkan kami menjaga cinta, hingga masa khitbah itu tiba,,,,),,,

Ah,,, Semakin jengah saja kami dengan romansa cinta anak manusia. Ya, kadang kami merasa prihatin dengan perilaku mereka terhadap cinta tak berdasar, tak beranah tanah, tak bertuan. Mereka begitu mengagungkan cinta, mendengang-dengungkan kasih, memperlihatkan sesuatu yang sering tak bijak dengan sebuah alasan yang mereka sebut ungkapan rasa sayang, tanpa ikatan yang syah, ikatan yang halal,,,

Entahlah,,, Mungkin karena kami juga pernah terjebak dalam jenis permainan yang memabukkan ini. Ya, sungguh sangat membuai indahnya mengikuti bisik bujuk rayuan syaitan La'natullah. Tapi itu dulu, ketika kami masih naif, tak mengacuhkan segala aturan, ajaran dan norma,,,,

Inilah kami sekarang, berteriak lantang menyerukan kemerdekaan terhadap syaitan,,,, kami tabuh genderang perang sedahsyat mungkin yang kami bisa terhadap segala bentuk kenaifan dan kemunafikan yang mendewakan dunia fana,,,, Tak ada lagi yang namanya cinta dimata kami jika itu tak berdasarkan kepada-Mu,,,,

Yaaaaa Rabbi,,,,,,
Inilah hamba-Mu yang hina berlumur dosa,,,, Sempat terlupa dan silau oleh nikmat dunia,,,,
Hambalah sang manusia yang tak tau diri, mengganggap diri ini suci tapi masih suka mencaci maki,,,,,
Inilah hamba yg pernah kehilangan arah, meninggalkan jejak-jejak yang dituntun oleh Rasul-Mu, Muhammad SAW,,,
Inilah hamba yg bersimpuh, memohon ampun tuk kembali ke jalan-Mu,,,,

Duhai Allah, Yang Maha Pengasih, Maha Penyanyang,,,
Jangan jadikan hamba Pangeran Berkuda Putih yang diharapkan para wanita yang seakan mereka merasa bahwa mereka adalah Sang Putri Cinderella,,,
Jangan pula jadikan hamba Romeo yang atas nama dasar cinta mati yg lebih memilih mengakhiri hidup jika tak bisa hidup bersama Sang Juliet,,,

Duhai Allah, Sang Penggenggam Nyawa,,,
Jauhkan kami dari buruknya nafsu dan ketamakan sehingga kami tak seperti Julius Caesar yang begitu terpesona oleh kecantikan dan kekuasaan Cleopatra,,,,
Jauhkan kami dari segala bentuk konflik dan perebutan seperti peperangan Rama dan Rahwana dalam memperebutkan seorang Shinta,,,,
Jauhkan pula kami dari kekejian dan menghalalkan segala cara seperti yang dilakukan Ken Arok yang membunuh Tunggul Ametung dan Empu Gandring dengan kerisnya serta memfitnah Kebo Ijo demi mendapatkan Ken Dedes,,,,

Duhai Allah, Sang Penguasa Langit dan bumi,,,,
Jadikan kami manusia-manusia yang bersyukur,,,,,
Jangan jadikan anugerah-anugerah indah yang ada sekeliling kami sebagai pemicu musibah,,,
Hilangkan sifat sombong dan egois yang membuat kami merasa seakan-akan kami mampu hidup sendiri, tanpa-Mu,,,
Jauhkanlah sikap dengki dan iri yang membuat kami merasa seakan-akan hidup tak berlaku adil bagi kami,,,,

Duhai Allah, Pemilik Syurga dan Neraka,,,
Berikan kami waktu dan kesempatan untuk memperbaiki diri,,,,
Bentuklah niat yang baik, dengan cara yang baik pula, untuk memilih segala sesuatu yang baik,,,
Jadikan setiap helaan nafas kami sebagai istighfar, memohon maaf atas segala salah dan kealfaan kami,,,
Jadikan kami manusia yang mau bermuhasabah dan mampu mengambil hikmah dari setiap pelajaran yang Engkau tawarkan kepada kami,,,,
Dekatkan kami kepada kebajikan menuju syurga-Mu, dan jauhkan kami dari kemungkaran, dari neraka-Mu,,,

Yaaaaa Rabbi, Pemilik Ruh dan Jasad kami,,,
Kami tak ingin lagi mencinta jika itu bukan karena-Mu,,,
Tuhan kami, Tuhan mereka, Tuhan segalanya,,,,
Izinkan kami menjaga cinta, hingga masa khitbah itu tiba,,,,

10 November 2010

Maaf, kami melupakan kalian, tulang belulang yang terbujur kaku antara bekasi & karawang, meski kalian adalah PAHLAWAN,,,,

Maaf, kami melupakanmu, tulang belulang yang terbujur kaku antara bekasi & karawang,,,
Kami sedang "berpesta" semu menyambut seseorang yang tadi malam ku dengar presiden kita memanggilnya dengan sebutan "Yang Mulia",,,,, Pasti kalian takkan menerima sebutan itu,,,, Bagaimana bisa harta benda dan jiwa raga yang kalian korbankan takkala memerdekaan bangsa ini dibalas sedemikian keji rendahnya oleh pemimpin nomor satu di negeri ini dihadapan "Yang Mulia"nya, di hadapan dunia pula,,,, Dengan panggilan itu, seolah2 presiden kita memposisikan bangsa kita adalah hamba sahaya atau (maksimal) kaki tangan kerajaan "Adikuasa" yang harus mengumpulkan umpeti secara paksa dari rakyat jelata dan mempersembahkannya kepada "Yang Mulia Tuan Agung dan bla bla bla",,,,,

Bahkan tadi, di Depok, kami bertepuk tangan meriah ketika "Bocah Menteng" menyebut kunjungannya yang tak genap 24 jam ini sebagai "Pulang Kampung",,,,, Ah, masih tergiang ketika tadi, di masjid terbesar di Asia Tenggara (Istiqlal) dia mengatakan bahwa negara kita adalah rumah keduanya,,,, Sesaat aku merasa kalau dia adalah bagian dari kita, tapi tak sempat lama kufikirkan hal itu karena sesaat kemudian tempat ini kembali riuh oleh tepuk tangan karena "Bocah Menteng" sangat terkenang dengan Bakso dan Sate, bahkan dia sempat meperagakan cara memanggil mamang bakso dan tukang sate,,,, Sayang kalian tak bisa menyaksikannya karena kalian tulang belulang yang terbujur kaku antara bekasi dan karawang,,, Tapi aku bersyukur kalian tak menyaksikan ini! Karena jika kalian turut menyaksikan, aku takut kalian akan terhipnotis oleh senyum manis dan kenangannya akan Becak, Gedung Sarinah, dll,,,, Sungguh sesaat dia terasa seperti seorang sahabat sejati yang lama kami tak bertemu andai saja aku tak ingat bangsa adikuasa itu tengah mereguk "madu" papua, blok cepu, dan berbagai kilang minyak dan tambang bumi lainnya di Nusantara,,,, Wajahku tertunduk lesu menyaksikan "Ibu Pertiwi" yang hanya bisa menahan rasa sakit teramat perih karena "kandungan"nya digerus habis,,,

Kesadaran inilah yang mengingatkanku akan ulang tahun kalian,,,, Maafkan aku, dia, mereka, media2 informasi kita, pejabat2 negeri ini yang dibuat lupa jika ini hari ulang tahun kalian karena kesibukan kami atas kedatangan "Boneka Tak Berdosa" dari negara "Adikuasa",,,Pasti kalian merasa sepi dan iri ketika semua orang mencurahkan kepeduliannya kepada "Boneka Tak Berdosa",,,, Padahal hari ini, setiap tanggal ini, biasanya bangsa ini mencurahkan perhatian untuk mengenang jasa2 mulia kalian, pengorbanan luar biasa kalian, cita2 dan tujuan luhur kalian,,,, Tapi hari ini tidak, kalian kalah pamor kawan,,,,, Kalian tak semenarik "Boneka Tak Berdosa",,,,

Ah, sejenak aku takut dihujat oleh pemuja "Yang Mulia" karena menyebut "Bocah Menteng" itu sebagai "Boneka Tak Berdosa",,,,, Tapi aku akan sangat malu kepada kalian jika aku takut terhadap hal itu,,,, Yang aku takutkan sekarang taklah lebih dahsyat dari beratnya medan pertempuran yang kalian lalui dulu,,,,, Dengan semangat perjuangan kalian, dengan memegang garuda didadaku, aku tidak takut,,,,, Karena aku berusaha benar, sebenar cita2 dan tujuan mulia kalian dahulu,,,,

Ah, andai temanku ada disini,,,, Dia akan bercerita banyak kepada kalian tentang banyaknya kekayaan alam yang mereka simpan,,,, Mereka pintar (licik) dalam memanajemen hal itu,,,, Mereka menyimpan kekayaannya dan menggerus kekayaan negara lain,,,, Ketika kekayaan negara lain habis, mereka akan menjadi pemegang tunggal kekayaan alam dari apa yang mereka simpan,,,, Dan ketika itu terjadi, mereka akan sangat sewenang-wenang kepada semuanya, karena kehidupan kita sangat bergantung kepada mereka,,,,,

Cerita lain temanku adalah seharusnya mereka lebih menghargai kita,,,,, Bagaimana tidak, kita dengan suka rela dan berbangga hati telah menjual murah Bumi Cendrawasih dan berbagai daerah potensial lainnya kepada mereka,,,,, Tapi bukannya berterima kasih, mereka malah mengkhianati keramahan dan persahabatan kita dengan jerat hutang dan menjadikan kita "Lahan Basah", "Makanan Empuk", "Sapi Perah", atau apapun lah bahasanya,,,, Jika kenyataannya begini, masih pantaskah presiden kita menyanjung pemimpin negara (yang katanya) "Adikuasa" dengan sebutan "Yang Mulia"??? Sungguh engkau lebay wahai bapak presidenku terhormat,,,,, Sungguh kau telah meluluhlantakkan tulang belulang yang terbujur kaku antara bekasi dan karawang menjadi butiran2 halus menyerupai debu, lalu kau hembuskan kencang hingga hilang bekasnya, melayang terbang sendirian menangisi perjuangan, menyesali perbuatanmu,,, Sungguh kau pandai menjilat, tapi kau tak pantas menjadi panutan bagi negeri yang besar ini karena kau melupakan para pahlawan bangsa,,,,,,

Ah, teringat aku beberapa waktu yang lalu, ketika berkata kepada temanku tentang gagah dan bangganya seseorang yang memimpin negara "Adikuasa" itu,,,, Tapi dengan senyum dan penuh empati temanku berkata,"Pemimpin mereka adalah "Boneka Tak Berdosa",,,, Ada kekuatan sebagai motor penggerak utama yang tidak kita ketahui dibelakangnya,,,, Sungguh pergerakan intelijen dan spionase dari kekuatan itu sangat menakutkan meski kita tak mengetahuinya, tak menyadarinya,,,,,,"

Lama aku berfikir tentang kata2 temanku itu,,, Sayang aku tak sempat menanyakan lebih jauh maksud kata2nya itu karena dia menjadi korban salah tembak Detasemen Khusus yang katanya untuk membasmi teroris yang kadangkala ketika tidak sengaja membasmi yang kebetulan bukanlah seorang teroris, maka untuk menutupi malu dan membenarkan aksi asal "dor" meraka, mereka tetap mengumumkan jika itu adalah teroris yang membuat keluarga korban sungguh merasa teriris,,,, sadis memang, ironis,,,,

Dibayangi gebyar megahnya pesta "Pulang Kampung Yang Mulia Bocah Menteng, Sang Boneka Tak Berdosa dari Negara "Adikuasa"", izinkan kami tetap mengucapkan SELAMAT HARI PAHLAWAN,,,, Semoga kami, orang2 yang tak tau diri, orang2 yang tak tau budi, orang2 yang malas berjuang, orang2 yang kebarat2an, tak lagi melupakan jasa dan perjuangan kalian wahai tulang belulang yang terbujur kaku di seluruh penjuri negeri,,,, KALIAN ADALAH PAHLAWAN,,,,
dan teruntuk siapapun yang bekerja keras untuk Wasior, Mentawai, Merapi, dan untuk kejayaan NKRI, KALIAN ADALAH PAHLAWAN,,,,

SELAMAT HARI PAHLAWAN,,,,,,,

27 September 2010

Belajar dari rumput dan hujan,,,,

Gemericik air terdengar beradu tenaga dengan genteng, atap kantorku,,,

"Sepertinya hujan turun lagi", fikirku,,,

Bergegas aku bangkit dari tempat duduk yang telah kududuki selama 4 jam terakhir dan melangkah keluar dari ruangan ini. Dan benar ku lihat butir air itu menghantam bumi dengan derasnya, lebat. Sementara diibawah sana ku lihat tanah, rumput, bunga, dan tanaman lainnya di halaman kantor ini berjingkrakan sumringah menyambut datangnya hujan,,,

"Ah, aku tak suka ini! Mereka bercengkrama lepas dibawah sana, sementara aku terkungkung disini, merasa kering kerontang!", bathinku

Pak rumput tertawa mengejekku,"Hei, kemana muka penuh senyum dan hari-hari bahagiamu??"

"Tlah hilang ditelan kekejaman ibukota!", jawabku kesal,,,

"Hei kau, aku bertanya baik-baik tetapi kenapa kau kesal dengan pertanyaanku??", tanya pak rumput,,,

"Aku tak kesal padamu! Aku hanya menyesali diri,,,", sanggahku dengan sedikit melemahkan nada suara,,,

"Kasian sekali kau nak,,,", kata pak rumput prihatin,,,
"Ayo turun, bermain hujan bersama kami!", ajak pak rumput, mencoba menghiburku,,,

Hampir saja aku melangkahkan kaki menuruni anak tangga dari lantai dua kantorku ini untuk memenuhi ajakan pak rumput. Tapi seketika itu juga aku sadar, terhenyak, dan berkata,"Hei pak rumput, aku hampir berusia 24 tahun,,, Rasanya tak pantas lagi aku bermain hujan seperti yang pernah aku lakukan takkala aku masik kanak-kanak dulu,,,"

Ditemani bayangan riangnya aku bermain hujan dahulu kala, aku melanjutkan kata-kataku,"Lagipula ini kantor,,,, Aku tak ingin mereka mentertawakan aku jika mereka melihat aku asyik bermain hujan bersamamu,,,"

"Hahahahahaahaha,,,", kontan saja semua pasukan tanaman di taman itu mentertawakanku,,,

"DDIIIIIIIIAAAAAAAAAAAMMMMMMMMMMMMMM!!!", bentakku,,,
"Apa yang kalian tertawakan???", tanyaku bengis,,,

Pak rumput seolah mewakili para tanaman itu menjawab,"Kau ini orang aneh,,,"

"Apanya yang aneh??", tanyaku gusar,,,

"Begini nak, pertama kau menyalahkan keadaan. Bukankah kau tadi bilang bahwa muka penuh senyum dan hari-hari bahagiamu tlah hilang ditelan kekejaman ibukota?? Mengapa kau menyalahkan ibukota?? Bukankah ibukota hanyalah tempat, benda mati?? Harusnya kau menyalahkan dirimu sendiri karena dirimu tak cukup kuat menghadapi kehidupan ibukota,,, Kau lemah!! Kau hanya bisa menyalahkan keadaan atas ketidakberdayaan dirimu,,," terang pak rumput.

Aku mulai serius mendengarkan penuturan pak rumput,,,,

Pak rumput lalu melanjutkan kata-katanya"Kedua, kau kurang bisa mengendalikan emosi,,, Mengapa kau tiba-tiba kesal dan marah kepada kami?? Padahal kami hanya ingin mengajakmu bermain,,, Apakah kau tak tau jika kau ingin sukses dan besar, kau harus pinter-pintar mengelola emosimu,,, Tak tahukah kau bahwa banyak orang pintar dan hebat mengalami kegagalan hanya karena kegagalan mereka dalam hal manajemen emosi???"

Aku terhenyak,,,,

"Secara tak sadar, kau telah memberi batasan-batasan yang tak penting antara kau dan kebahagian,,, kau merasa tak pantas bermain hujan hanya karena kau beranjak dewasa,, sejak kapan kebahagian dibatasi usia??? mungkin secara praktek bolehlah kau berkata kau tak pantas bermain hujan,,, tapi maksudku lebih kepada konsep, kerangka berfikir,,, kau tak tau betapa mudah sesungguhnya kau raih kebahagian itu,,, tetapi kadang kau secara tak sadar telah mendirikan tembok pemisah antara kau dan kebahagian,,, masihkah tak kau sadari betapa besar dan banyaknya karunia Allah SWT yang tlah kau nikmati,,, kau hitunglah nikmat itu sejak kau masih di kandungan ibumu,,, niscaya takkan dapat kau hitung!!! lalu mengapa kau lebih suka berfikir tentang sesuatu yang membuatmu susah??? apakah kau kufur dan hendak mengingkari rahmat Allah SWT dan mencoba berpaling dari-Nya?? sungguh picik kau anak muda,,, dan kau takkan pernah menang melawan Tuhan,,, Kau kecil bagi-Nya, sangat kecil,,,"

Air mataku menetas,,,,

"satu lagi,,, kau terlalu peduli dengan pendapat orang lain!! bukankah tadi kau bilang kau tak hendak bermain hujan bersama kami karena tak hendak orang sekantor ini mentertawakan perbuatanmu?? apakah itu berarti jika tak ada orang kau akan melakukannya??? munafik kau anak muda jika kau berbuat atau tak berbuat sesuatu hanya karena ada atau tidaknya orang yang melihatmu, hanya tergantung pemikiranmu terhadap pendapat orang lain,,, apa kau lupa Dia, Sang Maha Melihat, Allah SWT selalu mengawasimu?? bahkan yang kau sembunyikan sekalipun Dia mengetahuinya,,, Insyaflah kau anak muda, taubatlah,,,,",

Hujan berhenti turun, tapi tidak dengan air mataku,,,, terus saja mengalir hingga aku mendengan adzan dzuhur, sungguh menggetarkan kalbu mendengar seruan muadzin yang mengajak tuk meraih kemenangan,,,

Mentari kembali bersinar,,, aku menyeka air mataku, lalu mengambil wudhu', dan berjalan menaiki tangga masjid untuk menunaikan Sholat Dzuhur Berjamaah,,,

Aku tersenyum,,,,
Terima kasih rumput dan hujan yang turun menyejukkan kalbuku,,,

02 September 2010

Ukhti, Bidadariku di Syurga, Aku (masih) Berharap Kau (Selalu) Bersamaku dari Dunia,,,

Ukhti,,,
Ada bagian yang terusik ketika mereka berbicara tentang tulisanku yang dulu,
Tulisan-tulisan yang khusus kubuatkan untukmu,,,

Ukhti,,,
Hatiku terusik,
Dimana niat dan harap tlah ku sematkan,
Niat dan harap tuk bersamamu,
Yang belakangan ini ku biarkan terbenam diam disana,
Di lubuk hatiku,,,

Ukhti,,,
Sebenarnya takkan pernah habis asa bersamamu,
Tapi sejenak ku biarkan terbenam diam,
Hingga mereka mengungkit lagi tentang tulisanku,
Membangkitkan asa yang sedikit menyesakkan dada,,,

Ukhti,
Aku percaya Allah SWT,
Dan telah kuserahkan semua perkara duniawi ini kepada-Nya,,,
Dia tahu betapa besar aku menginginkanmu,
Menginginkanmu karena cintaku pada-Nya,,

Ukhti,,,
Begitu besar dukungan yang mereka berikan padaku,
Mungkin mereka mendukung konsep cinta yang kusandarkan pada cinta kepada-Nya,
Atau mungkin mereka hanya ingin melihat kelanjutan ceritaku, hatiku, fikirku, keinginanku,
Yang tetap saja berharap kau menjadi bagian dari kisah perjalanan ini,
Sayang, aku tak terlalu tau apakah kau mau mengambil peran tuk bersamaku,,,

Ukhti,
Sebenarnya aku ingin lebih menunjukkan kesungguhanku padamu.
Tapi aku takut itu hanya akan mengganggu hati dan fikiranmu.
Aku juga takut nantinya akan ada yg terluka,
Karena aku tak dapat menentukan apa yg akan terjadi esok,,,

Ukhti,
Aku telah menguatkan diri dan hatiku,
Karena harusnya memang kita lah yang menjadi motivator terbesar bagi sendiri.
Bukankah kita yg lebih memahami apa yang kita inginkan?
Sebesar apa kita menginginkannya?
Dan sejauh mana kita dapat mewujudkan keinginan itu?
Sayangnya masih banyak diantara kita yang menunggu,
Dan berharap orang lain yang akan membangkitkan semangat kita,
Laksana berharap hujan emas dari langit.
Takkah dapat disadari betapa banyak waktu yang terbuang sia-sia,
selama kita hanya menunggu n berharap??
Itulah mengapa semua ku percayakan kepada-Nya,,,

Ukhti,,,
Orang tua adalah pertimbanganku juga menginginkanmu.
Bersamamu, Insya Allah aku takkan mengecewakan mereka.
Selama ini aku selalu patuh dan mengikuti kemauan mereka,
Masalah ini pun aku takkan berani membangkang.
Apapun keinginan mereka, yang akan membuat mereka senang akan aku jalani.
Dan takkan penah terasa sulit bagiku jika bersama sosok pribadimu,
Sholelah, pintar, dan sabar,,,,

Ukhti,,,
Aku hanya mencoba mendapatkan yang terbaik,
Bagi-Nya, bagi orang tuaku, dan bagi diriku sendiri,,,

Ukhti,,,
Aku sudah menandatangi kontrak dengan Tuhan,
bahwa aku akan membaktikan hidupku tuk kalian, orang tua, kau dan keluarga kita,,,

Ukhti,,,
Bidadariku di Syurga,
Aku (masih) berharap kau selalu bersamaku dari dunia,,,

31 Agustus 2010

Untuk kalian yang sangat ku cintai, Emak dan Bapak yang menungguku di rumah,,,

Emak, Bapak,,,
Aku tau,
aku telah banyak melewati perjalanan waktu hidupku,,,

Emak, Bapak,,,
Aku tau kekhawatiran kalian terhadap pilihan hidupku nanti,
Aku tau ketakukan kalian akan "kehilangan" diriku,,,

Emak, Bapak,,,
Aku tak setega itu tuk begitu saja mengacuhkan kekhawatiran kalian,
Aku tak sebodoh itu tuk begitu saja tak memikirkan ketakutan kalian,
Aku tak sedurhaka itu tuk begitu saja membangkan terhadap keinginan dan harapan kalian,,,

Emak, Bapak
Telah ku niatkan dalam hatiku,
Telah ku sematkan dalam bathinku,
Telah ku patrikan dalam setiap denyut nadiku dan aliran darahku,
Kalian lah pertimbangan utamaku dlm menjalani hidup,,,,

Emak, Bapak,,,
Tenanglah kalian menungguku di rumah.
Insya Allah aku takkan mengecewakan kalian.
Bukankan selama ini aku selalu patuh dan mengikuti kemauan kalian???
Untuk hal kali ini pun aku takkan berani membangkang.
Apapun keinginan kalian yang akan membuat kalian senang, akan aku jalani.
Walaupun aku menjadi sulit sendiri karena batasan kalian,
Tapi aku mencoba yang terbaik menurut kalian,,,

Emak, Bapak,,,
Aku sudah menandatangi kontrak dengan Tuhan,
Bahwa aku akan membaktikan seluruh hidupku untuk kalian.
Aku menyayangi kalian,
Melebihi rasa sayang pada diriku sendiri,,,

Emak, Bapak,,,
Sebentar lagi lebaran,
Tunggu aku pulang,,,

14 Agustus 2010

Ukhti, "jarak" itu makin terasa,,,,

Ukhti,
tak terasa Ramadhan kembali menghampiri dunia,
hadir tuk seluruh umat,
penuh ampunan, penuh berkah,,,,

Ukhti,
masih tersisa harap tentang apa yang pernah terucap,
sungguh tak begitu saja mudah tuk menghapus semua kisah itu,
tentang asa yang mulai terangkai,
tapi (hampir) karam ditelan gelombang kehidupan,,,

Ukhti,
harap dan asa itu sekarang seperti berada di tepi jurang yg curam,
sedikit saja goyang, pasti kan jatuh melayang,
menghantam bebatuan dan karang,
remuk redam,,,

Ukhti,
bukan tak lagi ingin menjaga harap dan asa itu,
tapi "jarak" yang makin terasa seakan sedikit menyiksa,,,

Ukhti,
kadang sedikit kusesali hari kemarin,
ketika aku seakan melewatkan kesempatan "memiliki"mu,
sungguh bukan ku tak ingin "memiliki"mu ketika itu,
tapi aku hanya ingin "menjaga",
bersabar hingga waktunya tiba,,,

Ukhti,
mungkin aku salah,
tapi aku coba saja tuk mulai mengikhlaskannya,
aku hanya ingin rasionalku tetap berjalan,
dan aku memutuskan tuk mengikuti saja arus ini,
kemanapun aku kan dibawanya,,,

Ukhti,
bukannya aku menyerah,
aku cuma sedikit lelah,
mencoba pasrah,,,,

21 Juli 2010

Ukhti, apa kabarmu disana??

Ukhti,,,,
Lama sudah tak ku dengar kabarmu,
Sejak kejadian itu,
Ya, sejak saat itu,,,,

Ukhti,,,,
Apa kabarmu disana??
Semoga kau selalu baik dan bahagia disana,
Seperti doa yang aku ucapkan kepada Tuhanku, Allah SWT
Tuhanmu juga,,,

Ukhti,,,,
Maafkan aku jika aku mengganggumu,
Meski tak sedikitpun niat dihatiku tuk berlaku seperti itu,,,,
Aku hanya ingin tau kabarmu,
Tak lebih,,,,

Ukhti,,,,
Semoga kau selalu baik dan bahagia disana,
Amin,,,,

14 Juni 2010

Aku tersenyum tenang walau hati menangis,,,

"Ku terbiasa tersenyum tenang, walau  a..a..aaaa..... hatiku menangis..... Kaulah cerita, tertulis dengan pasti..... Selamanya dalam pikiranku,  ho..ho..hohoho..... selamanya  a..a..aa....."

Begitulah lirik bait pertama Lagu Peterpan yang berjudul Walau Habis Terang seolah memahami keadaanku sekarang. Lalu aku dendangkan pula lirik yang ini:

"Biarkan semua, seperti seharusnya..... Takkan pernah, menjadi milikku...."
"Lupakan semua tinggalkan ini, ku kan tenang dan kau kan pergi....."

Hampir menetes air mataku kalau saja lirik terakhir lagu ini tak segera menyudahi kelarutanku meresapi lagu ini:

("Diantara beribu lainnya, kau tetap...kau tetap....kau tetap..... benderang  o... oo....")



Yah, begitulah lagu itu dinyanyikan (menurutku) dengan cukup baik oleh band yang berasal dari bandung tersebut. Rasanya baru kemarin aku menasehati temanku tuk tak mendengarkan lagu-lagu sedih ketika dia kecewa, karena itu akan membuatnya semakin terpuruk dan susah tuk bangkit lagi jika dia terlalu meresapi lagu-lagu sendu yang bisa saja membawa kondisi fikirannya sampai ke titik nadir terendah. Tapi, memang seperti itulah hidup. Kadang teori tentang sesuatu hal terasa jauh lebih mudah tuk diucapkan  daripada melakukan sendiri hal tersebut. Penasehatpun butuh dinasehati, itulah kodrat kehidupan yang aku pahami,,,

Sayangnya, banyak orang yang lupa bahwa penasehat itu juga butuh dinasehati. Mungkin mereka berfikir kalau sang penasehat tentulah orang yang kuat, yang bisa menghadapi permasalahannya sendiri, tak butuh bantuan orang lain. Ironi, sungguh terlalu,,,

Balik lagi ke keadaanku,,,
Ya, aku sedikit mengalami kekecewaan hari ini! Tapi sepertinya bukanlah kekecewaan yang mendalam karena aku pernah mengalami situasi yang lebih mengecewakan daripada ini (meski dalam hal yang berbeda). Ya, sedikit (atau mungkin banyak) aku kecewa hari ini atas ekspektasi yang berlebihan pada harapan yang kutanamkan dalam diriku yang tak cukup baik. Itulah mengapa aku justru menanamkan keinginan yang baik agar aku bisa jauh labih baik. Ya, aku ingin menjadi jauh lebih baik,,,

Tadinya aku berharap (sesuatu yang lebih baik) itu terjadi, tapi kenyataan sungguh begitu berbeda dengan keyakinan. Dan yang aku pelajari selama ini memang seperti itulah hidup, tak semuanya berdasar pada kehendak kita. Kadang terjadi defisiasi -semoga tulisannya tak salah- antara keinginan dan kenyataan, dan karena aku orang dewasa, maka mau tidak mau, rela tak rela, aku harus menerima, tuk kemudian menghadapi dan berharap berhasil melewati fase yang terbilang sulit ini,,,

Sulit, rasanya jarang sekali aku menggunakan kata-kata ini dalam keseharianku. Meski aku bukanlah pejuang yang tangguh, tapi aku terbiasa tuk mengikhlaskan semuanya, tanpa beban. Tapi yang satu ini, sepertinya kan sedikit mengganggu impian,,,

Terasa ingin sedikit menangis, menyesali apa yang telah terlalui. Tapi seperti biasa, air mata tak hendak keluar dari mataku yang sering berteman dengan debu jalanan ibukota negara. Ya, jarang sekali aku mengeluarkan air mata. Dari 23 tahun lebih aku menjalani hidupku, dalam sadarku baru tiga kali menitikkan air mata. Pertama, ketika masih kecil aku kehilangan teman yang juga sekaligus sepupuku karena dipanggil menghadap Alloh SWT, mungkin Tuhan tak hendak sepupuku itu dikotori oleh dosa-dosa dunia (seperti diriku) hingga Alloh SWT menyelamatkannya (dari dosa dunia). Kedua, ketika nenekku sakit keras karena aku telah terbiasa selalu bersama nenek yang sedari kecil lebih sering menjagaku (dan aku tak ingin kehilangan dia, meski suatu saat kan sampai juga waktu itu). Yang terakhir, ketika aku bener-bener dibuat kecewa (dan  mungkin inilah kekecewanan paling dalam yang pernah aku alami, semoga tak terjadi lagi) karena seseorang yang aku banggakan, yang aku teladani, yang banyak memberiku pelajaran hidup, semuanya bagiku ternyata tidak sesempurna yang aku ketahui. Dan ketika itu terjadi, maka alasan tak ada manusia yang sempurna selalu menjadi alibi. Sehingga kadang banyak orang yang terbiasa melakukan kesalahan karena berfikir mereka tak sempurna. Bagiku terasa mereka hanya mau memanfaatkan alasan itu saja atas ketakberdayaan meraka mengendalikan diri sendiri,,,

Yah, terasa cukup sudah aku menulis kali ini. Tak aku fikirkan lagi jika tulisan ini takkan menjadi berarti . Tak aku pedulikan pula jikalau struktur kata dan tata bahasa yang kutulis tak begitu baik. Yang penting aku hanya ingin menyampaikan maksudku, tuk sedikit bisa melegakan hatiku, semoga,,,

Ini bukanlah kekecewaan sedalam kecewa terdalam yang pernah aku alami,,,
Meski aku sangat kecewa atas harapan baik yang tak berakhir indah (bagiku),,,

Aku tersenyum tenang walau hati menangis,,,

10 Juni 2010

Sebentuk apapun yang kau butuhkan (menjadi segalanya bagimu),,,

Aku adalah,
Sebentuk barisan bait-bait puisi dengan syair-syair terbaik,
Berharap menjadi indah di pandanganmu ketika kau membacanya,,,

Aku adalah,
Sebentuk alunan bunyi dengan nada-nada tersusun rapi,
Berharap menjadi syahdu di pendengaranmu ketika kau meresapinya,,,

Aku adalah,
Sebentuk sinaran mentari yang mencerahkan hari,
Berharap menjadi penghangat di dingin suasana bathinmu,,,

Aku adalah,
Sebentuk semilir angin yang berhembus di bibir pantai,
Berharap mampu menenangkan dan menyejukkan galau hatimu,,,

Aku adalah,
Sebentuk sandaran yang teguh,
Berharap menjadi tumpuan dirimu ketika kau lemah dan lelah,,,

Aku adalah,
Sebentuk rajutan benang yang tersulam menjadi kain,
Berharap menjadi penghapus tangismu ketika kau sedih,,,

Aku adalah,
Sebentuk pegas dan katrol-katrol lepas,
Berharap menjadi pendorong motivasimu tuk terus melangkah maju,,,

Aku adalah,
Sebentuk apapun yang kau butuhkan,
Berharap kan menjadi segalanya bagimu,,,

02 Juni 2010

Ukhti, mungkin ini suratku yang terakhir untukmu,,,

Ukhti,,,
Ini suratku yang keempat,,,

Sebenarnya aku tak tau lagi harus menulis apa!!! Tapi, terasa ada yang kurang ketika aku berusaha tuk tak mencurahkan fikiranku melalui tulisan seperti yang telah aku lakukan sebelumnya. Mungkin karena dulu Guru Bahasa Indonesiaku terlalu memukauku dengan bahasa-bahasanya yang indah. Begitu juga ayah bundaku yang banyak mendewasakan aku dengan kata-kata wejangan yang menawan, hingga aku pun mencoba tuk bisa membuat susunan kata yang indah, dan itu hanya untukmu.

Aku tau, mungkin aku terlalu berlebihan. Bahkan bahasa yang aku anggap indah mungkin sama sekali tak ada keindahan didalamnya bagimu, meski telah bersusah payah aku menyusunnya. Sungguh tak begitu mudah bagiku memikirkan kata-kata yang tepat untuk kusampaikan padamu melalui tulisanku, meski tulisanku hanya sesederhana ini. Ya, sederhana sekali.

Aku menyerah. Aku merasa tak ada lagi bahasa indah yang bisa aku susun untukmu, aku seolah kehabisan perbendaharaan kata di otakku yang mulai membatu.

Silahkan kau salahkan aku ketika aku tak lagi menulis untukmu. Atau kau pun boleh bersuka cita ketika tulisan sederhanaku takkan lagi menggangu hari-hari bahagiamu. Aku tak pernah menyesal telah menulis untukmu, tak sedikitpun. Yang aku sesali hanyalah karena aku tak mengerti bahasa diam, bahasa diammu.

Ya, kau tampak diam bagiku. Tak sedikitpun kau menunjukkan tanda bahwa kau telah memahami tulisanku. Atau justru kau malah sangat mengerti tulisanku hingga kau memilih tuk lebih baik diam??? Sekali lagi, sayangnya aku tak mengerti bahasa diammu dan aku menyesal karena belum pernah belajar tentang bahasa diam itu.

Maafkan aku yang telah memiliki niat tuk mengakhiri tulisanku tentangmu, meski sebenarnya tak pernah kuinginkan itu, berhenti menulis tentangmu. Untuk menghargai perasaanku dan kemuliaan dirimu, takkan ada seorangpun yang akan aku tandai dalam tulisanku, tak pula aku kan menandai dirimu. Meski sebenarnya maksudku terdahulu ketika menandai beberapa orang hanyalah keinginanku tuk coba menyugesti meraka tuk dapat mengambil hal-hal baik yang mungkin ada pada tulisanku, mungkin.

Jika kau cukup bijak dan kau mau, maka kau pasti akan membaca tulisanku meski aku tak menandaimu dirimu pada tulisanku. Dan jika kau sangat bijak, maka kau pasti mengerti pesan-pesan yang aku sampaikan melalui tulisanku padamu. Bahkan takkan pernah kau pertanyakan ataupun meragukan apakah ukhti yang aku maksud adalah dirimu, hingga kau pun akhirnya kan memberikan isyarat padaku,

Aku menyerah,,,
Dan mungkin ini suratku yang terakhir untukmu,,,
Maafkan aku,,,

01 Juni 2010

Ukhti, Jawabmu Kutemukan dalam Mimpiku,,,

Ukhti,,,
Kau belum membaca suratku yang kedua ya??
Tapi pecayakah kau kalau aku telah mendapatkan jawab darimu,
Meski kau belum membaca suratku itu,,,

Ukhti,,,
Mimpi ukhti, jawabmu kutemukan dalam mimpi,,,

Ukhti,,,
Maaf jika aku memimpikanmu saat lelap tidurku semalam,
Sungguh itu diluar kehendakku,
Mimpiku, membuatku merasa berbuat lancang padamu,
Sungguh,,,

Ukhti,,,
Apakah mimpi itu benar-benar pesanmu ukhti??
Aku hanya memastikan, bukan meragukan,,,

Ukhti,,,
Ku ingat tadi malam kau berkata,
"JIKA KAU BENAR-BENAR MENGINGINKANKU KARENA MENCINTAI TUHANMU, ALLOH SWT, TUHANKU JUGA, MAKA DATANGLAH KE RUMAHKU,,,
SAMPAIKAN MAKSUDMU KEPADA KELUARGA DAN HANDAI TAULANKU,
BIARLAH MEREKA YANG MENILAI APAKAH KAU BAIK UNTUKKU!!!"
Begitu katamu ukhti,,,

Ukhti,,,
Jika itu adalah benar pesan darimu,
Aku menghaturkan maaf,,,

Ukhti,,,
Aku menginginkanmu karena mencintai Tuhanku, Alloh SWT, Tuhanmu juga,,,
Jangan kau ragukan itu,,,

Ukhti,,,
Tapi apakah terasa wajar bagimu jika aku langsung melamarmu??
Padahal kita belum saling mengenal??
Sebab aku merasa tak wajar,,,

Ukhti,,,
Aku pertegas lagi kalau aku menginginkanmu,
karena mencintai Tuhanku, Alloh SWT, Tuhanmu juga,,,
Mohon jangan sedikitpun kau ragukan itu,,,
Tapi sekali lagi aku tanyakan,
Apakah terasa wajar bagimu jika aku langsung melamarmu??
Padahal kau baru saja sedikit tau tentang diriku??
Sebab aku merasa tak wajar,
Karena aku merasa belum mengenalmu ukhti,
Belum banyak waktu yang kita lewatkan tuk saling mengenal, ta'aruf,,,
Padahal itu tahapan pertama yang aku isyaratkan dalam surat keduaku,
coba kau baca dulu suratku itu,,,

Ukhti,,,
Apakah mimpi tadi malam benar-benar pesan darimu ukhti??
Aku hanya ingin lebih memastikan, bukan bermaksud tuk meragukan,,,
Karena jika itu adalah pesan darimu,
Aku merasa kau terlalu cepat menjawab,
Mungkin karena kau belum membaca suratku yang kedua ukhti,,,

Ukhti,,,
Bacalah suratku yang kedua,
Baru kau pertimbangkan lagi jawabmu itu,
Karena aku takut ada kesalahpahaman,,,

Ukhti,,,
Jawabmu telah kutemukan dalam mimpiku,
Tapi tolong baca suratku dulu,,,

Ukhti,,,
Jika benar mimpi tadi malam adalah jawabmu,
Dan kau tetap berpegang teguh dengan jawabmu itu,
Sementara tak sedikitpun isi suratku yang kedua mampu menggugahmu,
Aku rasa kau berhutang maaf padaku,,,
Karena kau melukai hatiku,
Hati yang menginginkanmu karena mencintai Tuhanku, Alloh SWT, Tuhanmu juga,,,

Ukhti,
Akankah jawabmu kutemukan lagi dalam mimpiku??

Ukhti, Untukmu Disana,,,

Ukhti,,,
Kau telah membaca suratku terdahulu kan???
Tentang "Pendampingku di Surga, Ku Harap Kau Bersamaku dari Dunia"
Kau pasti terlalu pintar tuk tak mengerti pesanku,,,

Ukhti,,,
Untukmu disana, kukirim lagi kelanjutan suratku,,,

Ukhti,,,
Pertama kali,
Aku ingin memperkenalkan diriku (lagi) meski kita telah kenal,
Aku ingin mengenalmu (lagi) meski kita telah kenal,
Mungkin itu yang mereka sebut "Ta'aruf",,,

Ukhti,,,
Kali kedua,
Jika kita ditakdirkan melewati yg pertama,
Aku juga mohon izin memperkenalkan diriku pada keluargamu,,,
Karena yang kupahami,
Ibadah (pernikahan) ini membutuhkan restu walimu,
Tak hanya berdasarkan kesepakatan kita saja,,,


Uhkti,,,
Yang teakhir,
Setelah keluargamu bisa menerimaku,
Pastinya aku juga ingin kau mengenal keluargaku,,,
Karena aku terlalu menyayangi keluargaku,,,
Aku bisa seperti ini,
Karena mereka lah yang telah mendidik & membesarkan aku,,,
Maka kan terasa percuma jika kau tak bisa menyanyangi keluargaku,,,
Karena yang kupahami,
Ibadah (pernikahan) ini tak hanya mempersatukan kita,
Tapi juga keluarga kita,,,
Insya Alloh,,,

Ukhti, Bidadariku di Surga, Ku Harap Kau Bersamaku dari Dunia,,,

Ukhti,,,
Aku ingin bersamamu bukan karena elok parasmu! Ya, bukan karena itu. Karena jiika aku hanya memandang elok parasmu, maka ketika kau tua kelak mungkin aku takkan bisa lagi mencintaimu,,,

Ups, cinta,,,
Maaf jika kau harus kecewa! Aku mencintaimu bukan karena dirimu. Aku mencintaimu karena aku mencintai penciptaku, Allah SWT. Aku mencintaimu karena aku beriman kepada hari akhir, kiamat. Karena itu aku akan memperlakukanmu sebaik mungkin, seperti ibadahku kepada-Nya,,,

Ukhti,,,
Aku menginginkanmu menjadi pendampingku di surga kelak, tak hanya di dunia ini. Itulah mengapa aku lebih melihat kepada kualitas imanmu, bukan kecantikanmu,,,

Ukhti,,,
Mungkin kelak aku tak terlalu punya banyak waktu tuk dihabiskan bersama anak-anakku. Itulah mengapa aku menginginkan sosokmu yang cerdas, tuk mendidik anak-anakku, anak-anakmu,,,

Ukhti,,,
Aku punya mimpi besar yang hendak ku capai. Itulah mengapa aku butuh ketabahanmu, karena aku tak tau apa yang akan terjadi kelak, saat kau menemani perjuanganku,,,

Ukhti,,,
Mungkin aku terlalu berharap banyak darimu. Tapi kusadari juga bahwa diriku sekarang bukanlah imam yang baik bagimu. Itulah mengapa aku butuh waktu 2 atau 3 tahun lagi tuk memperbaiki diri, dan juga menyelesaikan studiku. Dan ketiga masa itu datang, aku akan menjadi imam yang layak & membanggakan bagimu, Insya Alloh,,

Ukhti,,,
Bidadariku di surga, ku harap kau bersamaku dari dunia,,,

18 Mei 2010

Aku mencoba,,,

Lama ku diam dalam sepi ku,
Melewati waktu,
Membiarkan semua berlalu tanpa arti,,,

Kini ku terbangun,
Mencoba meraih asa yang ada,
Meski sulit tuk memulai (lagi),
Tapi aq mencoba,,,


Tak mudah bagiku yang lama terpuruk,
Menyisakan berbagai masalah,
Karena kekecewaanku sendiri,
Pada situasi ini,
Pada diri ini,,,

Semua terasa sulit,
Tapi aku belum mampu bangkit,
Sementara persoalan ini terus menghimpit,
Terasa berat,
Sungguh berat,,,

Aku (tak) peduli dengan apa yang terjadi kelak,
Aku telah terbiasa berserah pada ketentuan Allah SWT,
Yang penting aku telah mencoba tuk berusaha,,,

Aku ingin berubah,,,

Tuhan,
Aku ingin berubah,,,

Terasa begitu banyak kesia-siaan yang telah kulakukan,
Terlalu banyak permainan yang telah aku mainkan,
Aku hanya mendapat kebahagian semu,
Yang indah sesaat,
Kemudian hilang,,,

Tuhan,
Aku telah lelah,
Aku ingin berubah,,,

Terasa begitu banyak waktu yang telah kulewati,
Terlalu banyak peluang yang yang telah aku buang,
Aku seperti orang yang tak berarti,
Menunggu mati,,,

Tuhan,
Sugguh aku tak pandai bersyukur,
Selalu mengeluh,
Aku ingin berubah,,,

Aku berdoa pada-Mu,
Kuatkan niatku,,,

Aku memohon pada-Mu,
Mudahkan langkahku,
Kabulkan doaku,,,

Aku ingin berubah,,

17 Mei 2010

Mentari,,,

Ah,,,
Hilang sudah sang mentari hati,
Takkan ada lagi sinarnya penghangat diri,

Terasa sepi hari-hari yang kujalani,
Tanpa dirinya, kasih sayangnya,,,

Maafkan aku yang tak bisa mempertahankanmu,,,

Bersinarlah lagi mentariku,
Meski cahayamu tak lagi untukku,,,

Jangan kau bersembunyi dibalik awan gelap,
Cerahkan dunia setelah mendung menaungi,
Berbahagialah wahai mentari, tersenyumlah,,,

14 Mei 2010

Sungguh,,,

Sungguh,
Aku merasa telah berusaha,
Mencoba menjalani ini semua,,,

Tapi,
Mengapa terasa berat???

Aku,
Aku bukanlah pejuang tangguh,
Bukan pekerja keras yang tak kenal lelah,
Hanya insan yang lemah,,,

Aku terbiasa santai,
Bermalas-malasan,
Berbuat semauku,
Tak berfikir panjang,
dan segala bentuk hal yang sama lainnya,,,,

Aku tak pernah benar-benar berjuang,,,

Mungkin karena keadaanku,
Mungkin memang karena sifatku,,,

Perjalanan hidup nyatanya tak menumbuhkan semangatku,
Semua aku dapatkan tanpa perjuangan berarti,
Mungkin hanya keberuntungan semata,
Aku tau,,,

Aku hanya berfikir,
Tak banyak berbuat,
Aku dengan segala kekuranganku,,,

Aku tak tau,,,

Hmm,,,
Entahlah,,,
Aku masih tak tau,,,

Telah kucoba tuk mengerti & memahami,
Tapi aku masih saja tak tau,,,,

Sudah kutanyakan,
Sudah kunyatakan,
Sudah kukuatkan,
Namun tetap saja aku tak tau,,,

Persimpangan ini membingungkanku,
Telah kutetapkan arah,
Tapi sedetik kemudian goyah,,,

Entahlah,
yang jelas aku masih disini,
bermain dengan hari-hariku,
berteman dengan gundah fikiranku,
meski aku tak tau,,,,,,,

27 Maret 2010

Perjuangan tak kenal menyerah,,,

Burung itu trz b'usaha mengepakkan sayapnya,

meski butir hujan menghantam keras seluruh tubuhnya.. 

Tak diperdulikan betapa lebatnya curah hujan! 

Mgkn dia hanya b'fikir,"Aq hanya ingin terbang!!"...

"Teruslah terbang kawan", rintih temannya yg t'kapar lemah tak b'daya!

Kalah diterpa kejamnya cuaca...

26 Maret 2010

Dik,,,,

Dik,,,,
Aku terperangah begitu aku pulang ke rumah kita.
Karena tak kulihat lagi hijau rerumputan lapangan,
tempat yang dulu kita gunakan untuk menerbangkan layangan,,,,

Dik,,,,
Masihkah ingatkah kau hutan di bukit belakang rumah kita???
Sekarang yang terlihat hanya tanah memerah,
bekas longsor semalam.
Setelah hujan menerjang bumi,,,

Dik,
aku bertanya kepada tetangga,
kemana perginya rimbun pepohonan desa kita.
Kau mau tau mereka berkata apa???
"Habis tak tersisa dibabat tangan manusia"
tega,,,,

 Dik,,,,
Aku merindukanmu,,,,,,
Aku merindukan saat-sata kita bersama,,,
Kau tak lupa kan ketika kita dimarahi Pak Husein,
karena mencuri rambutan di kebunnya???
masih membekas dik, luka ketika kita jatuh dari sepeda,
karena kita terpesona melihat Eni, anak juragan Jaka,,,,

Lama kita tak bertemu,
sembilan tahun sudah terpisah karena kejadian memilukan itu,,,,

Dik,,,,
Kau selalu kukenang dalam hati dan fikiranku,,,,
Semoga kau bahagia di sana,
di surga,,,,,,,,,

25 Maret 2010

Baca suratku, sobat,,,

Sobat...
maukah kau mendengarkan ceritaku,
tentang seorang anak tak berayah,
tak beribu,,,,

tiap hari hanya mengemis belas kasihan para dermawan,
tuk sekedar mendapat makan penggugur lapar,,,

tahukah kau coreng moreng wajahnya itu,
bukan coretan arang prajurit perang,
hanya dekilan yang tak bisa dibuang,
karena tak ada air yang didapat,
walau hanya tuk membersihkan muka polosnya itu,,,,,,

berdosakah dia ketika tubuh kecilnya menebar aroma tak menyenangkan???

palingan wajah kita,
menjadi jerit tangis bathinnya,
yang mengharap sebagian kecil saja dari rezeki kita,,,
mungkin bagian yang hanya kita anggap remeh temeh,
dibalik kemudahan dan kelebihan nikmat yg dititipkan kepda kita,,
yang bisa saja diambil tiba-tiba jika kita tak mensyukurinya,,,

sobat,,,,,
lihatlah lusuh bajunya,
lihatlah senyum pahit kehidupannya,
lihatlah langkah berat kakinya,
lihatlah semua,
agar kau sadar,
agar kau bermenung,
betapa banyak karunia-Nya yang kau ingkari,,,,
sadari itu kawan,,,

24 Maret 2010

Perjalanan Hidup

Jika ditilik kebelakang,
terjadi beberapa penyimpangan dan konflik yang terjadi dalam hidupku,,,,

Dimulai dari niat melanjutkan pendidikan ke ponpes setelah lulus SD,
tapi malah masuk SMP,,
terus berkeinginan masuk SMK (STM),
tapi malah ke SMA,,
di SMA maunya jurusan IPS,
malah berkutat dengan IPA,,,,

Pengen kuliah teknik sipil (karena gak boleh jadi pilot),
tapi berakhir di meja akuntan,
dan belakangan baru disadari kalau memiliki minat di psikologi,,,

tadinya pengen jadi pengusaha, wiraswasta gitu,
tapi berujung dengan status PNS,,,

sama sekali tak menginginkan tinggal jakarta,
kenyataannya malah sudah menghabiskan 4,5 tahun lebih di ibukota,
karena kuliah dan pekerjaan,,,

tapi, apakah itu membuatku menyesali semuanya??
ternyata tidak,,
karena aku mungkin termasuk tipe
"nikmati aja apa yang ada daripada menghabiskan waktu tuk menyesali sesuatu yang mungkin takkan berubah",
bener gak???
heheheheehehehehe,,,,

apapun itu,
tak ada kecualinya tuk tak mengucap syukur kepada Allah SWT,,,
karena sampai saat ini masih diberikan banyak nikmat,,,
walau sebagian dari kita sering mengingkarinya,,,,,,

Wisata Jambi

Jadi teringat waktu kelas 2 SMA tahun 2003/2004 yang lalu saya pernah menulis makalah tentang pengembangan dan pelestarian wisata serta potensinya sebagai pendongkrak pendapatan asli daerah (PAD) di era otonomi daerah (desentralisasi),,, sayang belum ada yang sependapat dengan makalah saya,,,

Padahal saya telah berusaha mengupas wisata alam berupa Pulau Berhala yang indah (sepertinya masih diperebutkan dengan Riau), Taman Nasional Kerinci Seblat (Gunung Kerinci, tertinggi di Sumatera dengan hutan rimbun yang mulai habis ditebangi, keberagaman flora dan fauna, mitos hantu tirau/urang pandak, dan juga hamparan hijau kebun teh Kajoe Aro yang menjadi teh kesukaan Ratu Elizabeth-Inggris dan Raja Beatrix-Belanda, dan tentu saja Air Terjun Telun Berasapnya), Danau Gunung Tujuh (danau karst tertinggi di Asia Tenggara), Taman Nasional Bukit Duabelas yang menjadi mukim bagi kebanyakan Suku Anak Dalam (Suku Kubu/suku tradisonal Jambi), Taman Nasional Berbak yang sebagian besar berupa Hutan Bakau dengan Buaya Rawa (Muara) dan  menjadi persinggahan Burung rawa (lupa namanya, imigran dari Australia), beberapa gua dan air terjun yang tersebar di kabupaten merangin, beberapa gunung dan danau, lainnya serta berbagai objek wisata menarik yang ada d Propinsi Jambi,,,,

Tak hanya itu, saya juga mengemukakan tentang wisata sejarah seperti Candi Muaro Jambi (situs sejarah dengan kawasan terluas di Bumi Pertiwi, mungkin jg Asia Tenggara or dunia), Prasasti Karang Birahi (batu bertukis peninggalan kerajaan Sriwijaya), Kawasan Perumahan Kuno (Rumah Tua di daerah rantau panjang), dan beberapa hal lainnya,,,

Begitu juga objek wisata buatan seperti Taman Rimba di eks lokasi MTQ tingkat nasional dan Objek Wisata Arboretum (Penangkaran buaya) di Kabupaten Merangin,,,

dari segi kuliner pun saya angkat yang dimulai dari rambutan goreng, tempoyak patin, dodol kentang, gelamai perentak dan masih banyak lainnya,,,,

Insya Allah Sabtu ini (27 Maret 2010),
aku akan balik ke Jambi,
kota yang paling damai dan nyaman menurutku,,
karena aku telah mengunjungi beberapa tempat,
dan tak kutemukan tempat yang dapat menenangkan hati dan fikiranku,
sesejuk dan seindah Jambi,,,,,

bahkan Ibukota Negara (Jakarta) sekalipun yang telah kutempati selama 4,5 tahun lebih,
tak dapat mengusik kerinduanku pada kota kecilku,,,,,

Semoga pihak2 terkait lebih peduli,
dan tak terlalu sibuk dengan percaturan politik,
demi kepentingan pribadi atau golongan,,

HIDUP JAMBI,,,,,,,,,,,,,,!!!!!!!!!!




240310

Satu lagi pelajaran yang ku dapat dari hidup,
yakni betapa gembiranya orang yang sedang kasmaran,
apalagi baru pertama kali jatuh cinta,
bawaannya ketawa mulu,,,,

dan sebaliknya,
orang yang sedang patah hati kadang terlalu sulit tuk bangkit,
mungkin karena semuanya memang terasa sangat menyesakkan dada,
mereka pun lebih sering mendengarkan lagu2 sedih yang menggambarkan kekecewaan mereka,
fikirannnya gak fokus, konsentrasi terganggu,
semuanya gak menyenangkan,,,,

terima kasih hidup,
kau telah memberiku banyak pelajaran beharga,
yang takkan ku dapatkan dari disiplin ilmu apapun,,,

23 Maret 2010

Suka Duka Penasehat

adalah tak mudah mengambil posisi menjadi seorang penasehat,,,,
kadang ada makna yang salah tangkap oleh yang diberi nasehat,
tak jarang pula maksud yang ingin disampaikan tak tercapai,,,

memang seperti itulah adanya nasib si penasehat,
yang tak pernah menyerah menghadapi lingkungannya,
karena akan terasa sangat menyenangkan jika yang dinasehati berhasil,
dan melihat semua disekelilingnya baik-baik saja,,,,,,

teruslah menasehati wahai penasehat,
walau belum tentu yang dinasehati memaklumi,,,,,,

berjuanglah sang penasehat,
karena sebenarnya kau sangat mulia,
melakukan sesuatu yang tidak berorientasi pada dirimu,
tapi demi mereka,
orang-orang yang kau nasehati,
walau mungkin mereka tak pernah menyadari,,,,,,,

22 Maret 2010

220310

entah kenapa akhir-akhir ini aku menjadi kurang bersemangat di kantor,
di kosan pun bermalas-malasan,,,,
apakah mungkin aku telah mengalami fase yang paling membosankan dalam hidupku???
padahal aku merasa cukup bersemangat,
setidak-tidaknya cukup rajin datang ke kampus tuk kuliah,
karena biasanya absen kuliahku tak pernah penuh,
alias bolong-bolong terus,,,,

entahlah,,,,
karena aku sendiri merasa bingung dengan diriku sendiri,
aku seakan tak mengendalikan fikiran, jiwa, dan tubuhku lagi,,,
aku seperti berjalan tanpa pegangan,
tanpa arah,
tanpa tujuan,,,,,
hanya mengikuti "kemana angin berhembus",,,,,

yah,
kadang hidup memang susah tuk diperkirakan,
sesaat senang, kemudian ada masa sedihnya,,,

aku tak tau apa yang harus lakukan,,,
bahkan aku seakan terlupa dengan hal yang seharusnya sudah aku lakukan,,,
seolah aku membiarkan semuanya berjalan,
tanpa ada usaha,
sedikpun tidak,
dari diriku,,,

entahlah,
aku mencoba pasrah,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

10 Januari 2010

Mozi, Sang Murid Kehidupan (2)

>>>>>>>Cerita sebelumnya<<<<<<<

Mozi, Sang Murid Kehidupan (1)

Sapi yang melihat hal itu, dengan sigapnya berlari kearah Mozi. Sapi sangat tak menginginkan Mozi berhasil menjaringkan bola itu, karena dia tak mau keluar lapangan sebagai pecundang meskipun mungkin pergerakan dia untuk mencegah poin kemenangan yang akan diraih Tipatu terhitung agak sedikit terlambat.

Mozi melompat, siap melemparkan bola ke arah jaring. Sapi datang, dan..

"Oh, tidaaaaa......aaaaakkkkkkkkk!!"

= = = = * * = = = =

Mozi, Sang Murid Kehidupan (2)

Mozi melompat, siap melemparkan bola ke arah jaring. Sapi datang, dan..

"Oh, tidaaaaa......aaaaakkkkkkkkk!!"
Terdengar suara teriakan salah seorang siswi dari arah penonton. Sementara semua pandangan penonton mengarah ke lapangan, dimana Mozi terlihat sedang tergeletak setelah ditabrak oleh Sapi. Akibat tabrakan itu, tembakan Mozi meleset, berbarengan dengan bunyi bel yang menandakan waktu pertandingan telah usai. Mimpi Tipatu tuk menjadi juara kandas sudah karena tindakan tidak sportif yang dilakukan Sapi.

Para pemain Tipatu, manajer, dan suporter berhamburan ke lapangan melihat kondisi Mozi. Dengan sedikit meringis kesakitan Mozi berusaha duduk dibantu oleh Anton.

"A', aa' gak apa2 kan??", tanya Mimi.

"Gak apa2 Mi...!!", jawab mozi dengan tangan kanan yang sedang memegang siku kirinya yang kelihatannya sedikit lecet karena digunakan untuk bertumpu pada saat jatuh tadi.

Mozi berusaha berdiri dan beranjak ke base line, bangku pemain cadangan. Sementara ditengah lapangan Pes-2 dan pendukungnya bersorak sorai merayakan kemenangan mereka. Suara sumbing banyak terdengar dari peristiwa ditabraknya Mozi oleh Sapi tadi. Tapi begitulah hidup yang meski terasa kurang adil, tetap saja akan berlanjut.

Mozi bangkit dari bangku pemain, kemudian berjalan menuju kerubutan pemain Pes-2 yang masih bergembira ria di tengah lapangan.

"Zi, jangan...!", cegah Naya.

"Tenang aja Nay!!", jawab Mozi yang terus mendekati tim Pes-2.

"Eh, eh.... Mozi jalan kesini tu!", ucap Andra, salah seorang official tim Pes-2 kepada Ari dan yang laennya.

"Jangan-jangan mo ngajak ribut tu!", timpal salah seorang siswa Pes-2 Lainnya.

Sorak sorai Pes-2 terhenti. Secara teratur anak-anak Pes-2 membentuk semacam jejeran barisan menghadap ke arah datangnya Mozi, seakan bersiap menghadapi sesuatu.

Sementara dari belakang Mozi, kumpulan anak Tipatu dan temen2 Mozi juga ikut maju, siap mem-back up dan membantu Mozi jika terjadi suatu hal yang tak diinginkan.

Mozi terus maju dengan gontai -gaya khas jalannya-, dan jalannya itu seperti mengarah tepat menghampiri Sapi, pemain Pes-2 yang tadi manabrak Mozi, pemupus harapan Tipatu tuk meraih gelar juara.

Para penonton yang tadi mulai akan beranjak meninggakan gedung olahraga, sekarang berbalik arah mendekati arah lapangan. Mereka krasak-krusuk.

Diantara mereka ada yang berujar, "Duh, kayaknya bakal berantem nih!".

Mozi tepat berhadap-hadapan persis dengan Sapi. Mozi menatap Sapi dari ujung kepala hingga kaki dengan tatapan tajamnya. Semua yang berada di gedung olahraga deg-degan, menunggu apa yang akan dilakukan seorang Mozi yang selama ini terkenal sebagai anak baik. Mereka menduga Mozi pasti sangat kesal kepada Sapi.

Mozi mengangkat tangannya, secara refleks Sapi menangkis tangan Mozi karena menyangka Mozi akan memukulnya.

Mozi tersenyum dan berkata, "Aku cuma mo ngucapin selamat fren! Selamat atas kemenangan tim kalian. Terima kasih atas permainan yang menyenangkan ini."

Semua yang berada diruangan lega, dan bertepuk tangan menyaksikan kebesaran hati Mozi menerima kekalahan timnya, meskipun ada tindakan kurang sportif yang dilakukan salah seorang pemain lawan.

Suasana jadi riuh. Tim Tipatu berbaur dengan tim Pes-2 ditengah lapangan, mengikuti jejak Mozi mengucapkan selamat kepada tim lawan.

- * -

"Duh a', kurang ajar banget sih si Sapi!", gerutu Mimi saat mereka sudah berkumpul di ruangan kelas, bersiap menerima raport semester I.

"Biarin lah Mi! Toh, semuanya dah lewat....", jawab Mozi sekenanya.

"Tapi aa' gmn nie?? Gak apa2 kan??", sambung Mimi penuh perhatian. Maklum Mozi bagi Mimi bagai kakak kandung sendiri meskipun mereka baru 2 tahun kenal karena selalu sekelas di kelas unggul 2 tahun terakhir.

"Gak apa2 Mi, tenang aja la!", balas Mozi.

"Pijitin a' donk! Capek nih", lanjut Mozi.

"Iya, iya! Sini tak pijitin....", jawab Mimi sambil mengulurkan tangan ke bahu Mozi.

Baru saja Mimi mo mijitin Mozi, ternyata Pak Widan, Wali Kelas Tipatu masuk ke ruangan dengan tampang pendiamnya seperti biasa. Terlihat kumpulan raport juga ikut dibawa oleh Pak Widan.

"Selamat siang anak-anak!", sapa pak Widan.

"Siang paaakkkkk.....!", sahut anak-anak Tipatu sigap.

"Seperti yang kalian ketahui, hari ini saya akan membagikan raport hasil penilaian usaha keras kalian selama Semester I di kelas kebanggaan kita ini.....", ceramah Pak Widan.

Ntah apa selanjutnya yang disampaikan Pak Widan karena Mimi tlah menggangu konsentrasi Mozi dengan katanya,"Mi yakin deh kl aa' bakal dapat rangking 4!"

"Coba aja kl a' bisa rajin, pasti bisa rangking 2 atau 3 tu!", lanjut Mimi.

"Kita liat ja de Mi...!", jawab Mozi tak yakin.

Walaupun sebenarnya jenius, tapi Mozi tak pernah serius belajar. Mungkin karena itu juga Mozi yang diprediksi bakal menjadi juara kelas pada saat di kelas X.5, ternyata meleset jauh dari perkiraan karena Mozi hanya mendapatkan rangking 10. Meskipun Mozi kecewa dengan hasil tersebut, tapi dia tidak pernah protes dan tetap bersikap seperti biasanya. Beruntung Mozi bisa mendapatkan peringkat ke-5 pada semester selanjutnya, hingga dia berhak bergabung di kelas unggulan yang baru pertama kali dibentuk disekolahnya.

"Mungkin ada yang peringkatnya naik, ada yang turun. Tapi ada satu siswa yang menjadi catatan saya karena prestasinya turun drastis!", ungkap Pak Widan sebelum mulai membacakan peringkat sepuluh besar.


Semua siswa terdiam.

"Sepertinya ada pendatang baru di kelompok top ten. Belu nampaknya bekerja keras, hingga dia layak dihadiahi peringkat kesepuluh", umum Pak Widan disambut tepuk tangan seisi ruangan yang takjub dan gak menyangka si belu bisa meraih prestasi sebaik itu.

- * -

"Kok bisa sih a'??", tanya Mimi seakan tak percaya.

= = = = * * = = = =

(bersambung)

08 Januari 2010

Sudah lama

Sudah lama tak kukunjungi kamu,
sudah lama tak kulihat kamu,
sudah lama tak kusapa kamu,,,

Maafkan aku teman,
bukannya aku tak mau lagi bicara padamu,
bukannya aku tak lagi memperdulikan keberadaanmu,
bukannya aku tak mau lagi mencurahkan hati dan fikiranku,,,

Andai saja bisa kau lihat,
maka kau pun akan mengerti keadaanku,
yang asyik bermain dengan kenyataan hidup,
dan tak jarang aku pun asyik dengan dunia khayalku,
meskipun kadang aku melakukan sesuatu yang bisa saja merusak masa depanku,,,

Maafkan aku,
mungkin ini kan lama terjadi,
dimana aku dan kamu berjalan sendiri,,,

Jika sudah sampai waktunya nanti,
ku kan kembali merangkai kata-kata,
bercanda tawa dengan jiwa yang bahagia,
membuatmu merasa paling berguna dan berharga,,,,,,,