10 November 2010

Maaf, kami melupakan kalian, tulang belulang yang terbujur kaku antara bekasi & karawang, meski kalian adalah PAHLAWAN,,,,

Maaf, kami melupakanmu, tulang belulang yang terbujur kaku antara bekasi & karawang,,,
Kami sedang "berpesta" semu menyambut seseorang yang tadi malam ku dengar presiden kita memanggilnya dengan sebutan "Yang Mulia",,,,, Pasti kalian takkan menerima sebutan itu,,,, Bagaimana bisa harta benda dan jiwa raga yang kalian korbankan takkala memerdekaan bangsa ini dibalas sedemikian keji rendahnya oleh pemimpin nomor satu di negeri ini dihadapan "Yang Mulia"nya, di hadapan dunia pula,,,, Dengan panggilan itu, seolah2 presiden kita memposisikan bangsa kita adalah hamba sahaya atau (maksimal) kaki tangan kerajaan "Adikuasa" yang harus mengumpulkan umpeti secara paksa dari rakyat jelata dan mempersembahkannya kepada "Yang Mulia Tuan Agung dan bla bla bla",,,,,

Bahkan tadi, di Depok, kami bertepuk tangan meriah ketika "Bocah Menteng" menyebut kunjungannya yang tak genap 24 jam ini sebagai "Pulang Kampung",,,,, Ah, masih tergiang ketika tadi, di masjid terbesar di Asia Tenggara (Istiqlal) dia mengatakan bahwa negara kita adalah rumah keduanya,,,, Sesaat aku merasa kalau dia adalah bagian dari kita, tapi tak sempat lama kufikirkan hal itu karena sesaat kemudian tempat ini kembali riuh oleh tepuk tangan karena "Bocah Menteng" sangat terkenang dengan Bakso dan Sate, bahkan dia sempat meperagakan cara memanggil mamang bakso dan tukang sate,,,, Sayang kalian tak bisa menyaksikannya karena kalian tulang belulang yang terbujur kaku antara bekasi dan karawang,,, Tapi aku bersyukur kalian tak menyaksikan ini! Karena jika kalian turut menyaksikan, aku takut kalian akan terhipnotis oleh senyum manis dan kenangannya akan Becak, Gedung Sarinah, dll,,,, Sungguh sesaat dia terasa seperti seorang sahabat sejati yang lama kami tak bertemu andai saja aku tak ingat bangsa adikuasa itu tengah mereguk "madu" papua, blok cepu, dan berbagai kilang minyak dan tambang bumi lainnya di Nusantara,,,, Wajahku tertunduk lesu menyaksikan "Ibu Pertiwi" yang hanya bisa menahan rasa sakit teramat perih karena "kandungan"nya digerus habis,,,

Kesadaran inilah yang mengingatkanku akan ulang tahun kalian,,,, Maafkan aku, dia, mereka, media2 informasi kita, pejabat2 negeri ini yang dibuat lupa jika ini hari ulang tahun kalian karena kesibukan kami atas kedatangan "Boneka Tak Berdosa" dari negara "Adikuasa",,,Pasti kalian merasa sepi dan iri ketika semua orang mencurahkan kepeduliannya kepada "Boneka Tak Berdosa",,,, Padahal hari ini, setiap tanggal ini, biasanya bangsa ini mencurahkan perhatian untuk mengenang jasa2 mulia kalian, pengorbanan luar biasa kalian, cita2 dan tujuan luhur kalian,,,, Tapi hari ini tidak, kalian kalah pamor kawan,,,,, Kalian tak semenarik "Boneka Tak Berdosa",,,,

Ah, sejenak aku takut dihujat oleh pemuja "Yang Mulia" karena menyebut "Bocah Menteng" itu sebagai "Boneka Tak Berdosa",,,,, Tapi aku akan sangat malu kepada kalian jika aku takut terhadap hal itu,,,, Yang aku takutkan sekarang taklah lebih dahsyat dari beratnya medan pertempuran yang kalian lalui dulu,,,,, Dengan semangat perjuangan kalian, dengan memegang garuda didadaku, aku tidak takut,,,,, Karena aku berusaha benar, sebenar cita2 dan tujuan mulia kalian dahulu,,,,

Ah, andai temanku ada disini,,,, Dia akan bercerita banyak kepada kalian tentang banyaknya kekayaan alam yang mereka simpan,,,, Mereka pintar (licik) dalam memanajemen hal itu,,,, Mereka menyimpan kekayaannya dan menggerus kekayaan negara lain,,,, Ketika kekayaan negara lain habis, mereka akan menjadi pemegang tunggal kekayaan alam dari apa yang mereka simpan,,,, Dan ketika itu terjadi, mereka akan sangat sewenang-wenang kepada semuanya, karena kehidupan kita sangat bergantung kepada mereka,,,,,

Cerita lain temanku adalah seharusnya mereka lebih menghargai kita,,,,, Bagaimana tidak, kita dengan suka rela dan berbangga hati telah menjual murah Bumi Cendrawasih dan berbagai daerah potensial lainnya kepada mereka,,,,, Tapi bukannya berterima kasih, mereka malah mengkhianati keramahan dan persahabatan kita dengan jerat hutang dan menjadikan kita "Lahan Basah", "Makanan Empuk", "Sapi Perah", atau apapun lah bahasanya,,,, Jika kenyataannya begini, masih pantaskah presiden kita menyanjung pemimpin negara (yang katanya) "Adikuasa" dengan sebutan "Yang Mulia"??? Sungguh engkau lebay wahai bapak presidenku terhormat,,,,, Sungguh kau telah meluluhlantakkan tulang belulang yang terbujur kaku antara bekasi dan karawang menjadi butiran2 halus menyerupai debu, lalu kau hembuskan kencang hingga hilang bekasnya, melayang terbang sendirian menangisi perjuangan, menyesali perbuatanmu,,, Sungguh kau pandai menjilat, tapi kau tak pantas menjadi panutan bagi negeri yang besar ini karena kau melupakan para pahlawan bangsa,,,,,,

Ah, teringat aku beberapa waktu yang lalu, ketika berkata kepada temanku tentang gagah dan bangganya seseorang yang memimpin negara "Adikuasa" itu,,,, Tapi dengan senyum dan penuh empati temanku berkata,"Pemimpin mereka adalah "Boneka Tak Berdosa",,,, Ada kekuatan sebagai motor penggerak utama yang tidak kita ketahui dibelakangnya,,,, Sungguh pergerakan intelijen dan spionase dari kekuatan itu sangat menakutkan meski kita tak mengetahuinya, tak menyadarinya,,,,,,"

Lama aku berfikir tentang kata2 temanku itu,,, Sayang aku tak sempat menanyakan lebih jauh maksud kata2nya itu karena dia menjadi korban salah tembak Detasemen Khusus yang katanya untuk membasmi teroris yang kadangkala ketika tidak sengaja membasmi yang kebetulan bukanlah seorang teroris, maka untuk menutupi malu dan membenarkan aksi asal "dor" meraka, mereka tetap mengumumkan jika itu adalah teroris yang membuat keluarga korban sungguh merasa teriris,,,, sadis memang, ironis,,,,

Dibayangi gebyar megahnya pesta "Pulang Kampung Yang Mulia Bocah Menteng, Sang Boneka Tak Berdosa dari Negara "Adikuasa"", izinkan kami tetap mengucapkan SELAMAT HARI PAHLAWAN,,,, Semoga kami, orang2 yang tak tau diri, orang2 yang tak tau budi, orang2 yang malas berjuang, orang2 yang kebarat2an, tak lagi melupakan jasa dan perjuangan kalian wahai tulang belulang yang terbujur kaku di seluruh penjuri negeri,,,, KALIAN ADALAH PAHLAWAN,,,,
dan teruntuk siapapun yang bekerja keras untuk Wasior, Mentawai, Merapi, dan untuk kejayaan NKRI, KALIAN ADALAH PAHLAWAN,,,,

SELAMAT HARI PAHLAWAN,,,,,,,

1 komentar:

  1. Hm...cepat jg di update ke blog...
    akhirnyaaa,,, kehebatan merangkai kata2nyo dak ilang kan???hohoo...

    Ne vi kasi beberapa pengggalan bait yg sangat bermakna:

    Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi
    tidak bisa teriak “Merdeka” dan angkat senjata lagi.
    Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami, terbayang kami maju dan mendegap hati?

    Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
    Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak

    Kenang, kenanglah kami
    Teruskan, teruskan jiwa kami
    Menjaga Bung Karno
    menjaga Bung Hatta
    menjaga Bung Sjahrir

    Kami sekarang mayat
    Berikan kami arti
    Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian

    Kenang, kenanglah kami
    yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
    Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi...

    *semangat!! ;)

    BalasHapus